Langsung ke konten utama

Postingan

TELAT KULIAH !!!

      Pagi ini saya punya cerita seru. Pasalnya untuk pertamakalinya saya telat masuk kuliah karena ketiduran. Bagaimana pun, sekarang saya sedang menempuh pendidikan pascasarjana jurusan pendidikan bahasa Arab di UIN Maliki Malang. Ceritanya, saya pagi tadi selepas subuh dan membaca Al-Qur'an lalu sarapan di kantin bersama santri Al-Qalam ditemani perbincangan hangat seputar keindonesiaan dengan Pak Pur, pegawai dapur ma'had. Setelah selesai sarapan, saya pun kembali ke kamar untuk melanjutkan aktivitas. Saya baca-baca sirah nabawiyah ar rohiiq al makhtum karya Syeikh Shofiyurrahman AL Mubarakfuri yang saya beli melalui bukalapak beberapa waktu lalu. Baru saya baca bagian pengantar dan pentahqiq, saya tak kuat menahan kantuk yang sangat. Maklum karena semalam saya tidur cukup larut karena ada sedikit masalah terkait keuangan yang harus segera diselesaikan. Akhirnya saya pun tertidur. Saya berpikir semoga saya bangun pukul 7 lewat sedikit lalu mandi dan berangkat kuliah.
Postingan terbaru

TAFSIR MAUDHU'I

      Hari ini saya kembali beraktivitas. Seperti biasa, pagi hari saya berangkat kuliah di kampus pascasarjana UIN Maliki Malang. Pagi ini pada matakuliah Studi Qur'an yang diampu oleh ustadz Aunul Hakim, kami membahas tentang tafsir maudhu'i atau tafsir tematik. Pada minggu sebelumnya, kami diberi tugas untuk mencari tafsir maudhu'i. Berbagai judul pun keluar. Ada yang membahas nidhom usroh, shaum, zaujah nabi, birrul walidain, dll. Saya sendiri membahas tentang ulul albab meski saya hanya mencomot ayat-ayat dalam Al-Qur'an lalu melihat atau membacanya dari beberapa tafsir yang dapat dengan mudah saya dapatkan melalui maktabah syamilah. Setelah pemaparan singkat oleh ustadz Aun, kami pun diminta untuk mempresentasikan tugas kami. Meski tidak seluruhnya presentasi setidaknya kami mengetahui bahwa memang melalui tafsir maudhu'i ini kami sebagai generasi muda menjadi lebih tertarik untuk mempelajari tentang tafsir. Meski begitu, tafsir maudhu'i juga punya k

Kau Tahu Siapa Juaranya

      Hari ini, selepas sarapan aku pergi ke kampus 1 untuk mengembalikan buku perpustakaan. Sesampainya disana aku langsung menuju perpustakaan lantai 3 untuk mengembalikan buku pinjamanku. Setelah keluar dari perpustakaan aku berpapasan dengan seorang wanita yang dibonceng cowok. Sekilas aku melihat pancaran matanya, oh .. Ternyata itu Jihan ,.. Dalam hati aku berkata "Jihan, memang kau ini juaranya kalau membuat iri orang ya." Sambil terus berjalan menuju parkiran sepeda motor. Aku juga berpapasan dengan Sania yang beberapa minggu lalu menimba ilmu di Australia. Ah, yang pasti aku sangat bahagia melihatmu sekarang meski tidak bersamaku. Semoga menjadi calon istri sholehah dan calon ibu terbaik untuk anak-anakmu kelak. Doakan pula diriku agar segera menyusul di waktu yang tepat. 

MASIH SAJA SEPI DI TENGAH KHALAYAK

      Lagi-lagi di tengah ramai orang di sekitar, hati ini sepi. Di hari yang sangat membahagiakan, wisuda sarjana UIN Maliki Malang. Satu momen yang benar-benar kutunggu. Satu momen balas dendam dari kekalahan 2 tahun lalu. Ya, hari ini aku dinobatkan menjadi wisudawan terbaik universitas untuk program sarjana dengan IPK 3,98. Sesungguhnya aku senang, tapi kembali ke pernyataan pertama bahwa aku masih saja seperti itu kalau masalah hati. Ingin sekali di hari itu aku berfoto dengan Jihan, gadis yang kukenal sejak 4 tahun lalu, perkenalan tak sengaja di bawah temaram lampu tatkala orientasi kampus. Namun, apalah daya. Akhirnya keluar ruangan wisuda aku langsung menuju stand IMM, MSAA, IKAMARO. Aku berfoto bersama kawan-kawan seperjuangan, adik tingkat, murobi, dll.        Harapan lainnya aku bisa berfoto dengan Mala. Ah, itu juga hanya sebuah harapan utopis. Biarlah sementara rasa ini hilang sambil terus memperbaiki diri, menambah ilmu agama dan ilmu pernikahan dengan harapan di saa

BAN BOCOR !!!

      Bagaimana rasanya ban bocor ketika kau akan berangkat kuliah sedangkan lokasi kuliah cukup jauh, sekitar 8 km dari lokasimu? Tentu kalian akan bingung. Itu pun yang terjadi pada diri saya hari ini. Sebelumnya, kemarin saya bersama Hamid dan Labib mengerjakan tugas kelompok filsafat ilmu. Maklumlah karena hari ini saya harus presentasi matakuliah tersebut. Sepulang dari rumah Hamid saya sebenarnya sudah merasa ada yang nggak beres dengan ban sepeda motor saya, tetapi saya mengabaikannya begitu saja. Nah, pagi ini, gobloknya saya, saya menganggap ban sepeda saya baik-baik saja, angin yang ada di dalam ban itu saya kira juga masih penuh hanya dengan menendangnya seperti kebiasaan saya. Ternyata, sebenarnya ban itu sudah tidak ada angin dan saya masih memaksakan diri membawa motor saya sejauh 8 km itu sampai di kampus pasca di Batu. Sesampai di kampus, saya pun mengecek dan melihat dengan seksama dan ternyata benar, ban saya tidak ada angin sejak dari Malang. Astaghfirullah, an

SEPI KALA RAMAI

      Seharusnya aku hari ini senang. Kenapa? Ya karena bisa menjadi mahasiswa terbaik sejurusan, fakultas, bahkan universitas. Tapi, gak tahu kenapa, hatinya masih saja sepi. Ya, maklumlah, aku tipe orang yang suka menyendiri, bisa dibilang kurang gaul. Sebenernya ini masalah lama, sejak SD pun aku sudah seperti itu. Tapi kali ini rasanya beda. Ada sisi hati yang kosong. Ya, mungkin harapan yang telah lama tertulis di dinding kamar dan juga pada catatan hp ku tak tercapai. Apa itu? Yaitu bisa foto dengan seseorang di hari paling membahagiakan. Aku benar-benar masih sangat berharap meski ia kini sudah dilamar orang. Atau mungkin berfoto dengan yang lain yang menjadi sasaranku selanjutnya.  Kalian tahu maksudku kan? Siapa lagi kalau bukan Jihan dan Mala. Meski tadi sempat kulirik sejenak, setelah mengedarkan pandangan ke seluruh sudut ruangan, kudapati ia duduk tak jauh dariku. Aku hanya memperhatikannya duduk, ia bercengkrama dengan asyik dengan temannya, Aku tak berani mengganggun

Mala, kemana pesonamu pergi?

       Dwi Nurmala Rahmawati. Satu nama yang beberapa bulan terkahir ini terus kusebut. Tak tahu kenapa. Entahlah. Awalnya hanya ketika dia butuh bantuanku untuk menerjemahkan dan juga mengoreksi nahwu sharaf dari terjemahan proposal penelitiannya seputar evaluasi hasil belajar. Meski diriku tidak sebegitu paham mengenai hal itu, tapi mungkin karena dalam hati ini ada kehendak untuk membantunya dengan tulus, maka kulakukan apa yang harusnya kulakukan sebagai seorang pria.        Berlalu beberapa saat, kami masih terus berdiskusi tentang hal-hal seputar proposal skripsi dan juga sampai pengerjaan skripsi. Seringkali kutemani dia untuk sekadar mengoreksi kesalahan tulisnya. Menurutku dia adalah sosok yang tak mudah menyerah. Betapa tidak, ia berjuang siang malam untuk menerjemahkan skripsinya. Aku tak tahu, meskipun itu ia kerjakan dengan bantuan google translate, aku tetap salut padanya.